Selasa, 16 Agustus 2011

Lukisan Cinta di Hamparan Langit


Bahagia !?

Dalam sejarah perjalananku, tak lagi kutemui kata itu di lembaran kamus hidup. Entah kapan terakhir kali aku menemukan kata itu, yang ketika aku membacanya membuat getar-getar aneh dalam jiwa, merambat hingga memecahkan bendungan air mata. Sudah kucoba untuk mencarinya, namun yang kutemukan hanya kata-kata yang justru semakin membuat jiwa ini sempit. Kecewa, marah, sedih, dan luka. Entah untuk siapa.

“Ini resepnya di tebus di apotek depan, dan mohon untuk sementara ini jangan melakukan aktifitas yang berlebihan dulu, banyak-banyak istirahat. Dan ini surat keterangan dokter untuk di sampaikan guru olah raga, semoga dapat keringanan untuk sementara tidak ikut kegiatan olah raga dulu di sekolah”, aku menerima selembar kertas dengan tulisan yang hanya penulis dan petugas apotek saja yang bisa memahaminya kemudian berubah wujud menjadi berkantung-kantung bungkus obat. Ada enam bungkus, berarti ada enam obat yang harus aku konsumsi untuk sekali makan. Berbungkus-bungkus obat itulah yang mendampingi hidupku hampir empat tahun terakhir semenjak dokter memberikan vonis kepadaku. Jantung bocor !

Ah, siapa yang menginginkan hidup dibayangi kematian ? siapa yang menginginkan hidupnya ditemani kesakitan ? 

Tidak ada ! gadis sepertiku seharusnya saat ini sedang menikmati ice cream di taman-taman kota sambil mengobrol dengan teman-temannya. Atau sedang cuci mata di mall yang menawarkan berbagai macam produk pendukung penampilan menarik. Atau sedang menonton film terbaru di bioskop. Tapi aku masih di sini, dikamar sempit yang tertutup. Bersembunyi dari kematian dengan berbagai macam obat yang berserakan di atas meja. 

Aku masih ingat betul, empat tahun yang lalu, saat aku masih aktif sebagai pasukan paskibraka di SMP. Gadis cantik dengan tubuh tinggi semampai, berkulit cerah dengan rambut hitam lurus yang sehat, dan menjadi pusat perhatian teman laki-laki.  Saat itu, siang begitu terik, tanpa ada mendung yang menghalau panasnya matahari. Kami berbaris rapi melakukan latihan rutin seperti biasanya. Saat melakukan gerakan jalan di tempat, menyamakan kaki agar membentuk barisan dengan kekompakan yang berirama. Tiba-tiba dada ini mengejang. Sesak terasa. Nafas tersenggal. Sampai sebelum kegelapan mengakhiri, ribuan kunang-kunang menghampiri di atas kepala.

Ketika sadar, mata ini silau menangkap jutaan cahaya. Putih. Dan hanya putih yang kudapati. Perlahan bayang-bayang hitam mendekat, semakin jelas dan muncul dengan jelas satu wajah yang sangat ku kenal. Wajah dengan lukisan yang tak akan laku jika di jual, lukisan kesedihan. Pipi basah ibu mendarat di wajahku.

“Kamu akan baik-baik saja, sayang”, ibu terisak. Membelai lembut setiap helai rambutku. Wajahku mengernyit. Suara ibu benar-benar menyadarkanku. 

Apa yang terjadi ? ada apa denganku ? dimana aku ? tiba-tiba nafas terasa sesak. Tanganku bergetar hebat, merambat ke dada, turun ke kaki, dan sekarang setiap jengkal tubuhku bergetar. Aku berguncang, nafas tersenggal satu-satu.

“Naak, kenapa ini ?! Dokteerr..!!”,  suara ibu semakin mengecil. Dan semuanya kembali gelap.

Sejak saat itu, hampir semua aktifitasku dibatasi. Tidak boleh banyak jalan apalagi lari. Pulang pergi sekolah sudah ada Pak Jhoni dengan mobilnya. Setelah bell terakhir berbunyi, aku tidak bisa pergi kemana-mana, harus sudah duduk manis di dalam mobil, dan pulang. Tidak ada lagi acara ngumpul dengan teman-teman, tidak ada lagi acara jajan di depan sekolah sambil nongkrong dan menggoda teman-teman cowok yang keren, tidak ada lagi acara baris-berbaris, tidak ada lagi acara jalan-jalan di mall sepulang sekolah. Sejak saat itu, dunia bukan lagi milikku. Hari-hariku hanya berputar di antara tiga tempat. Rumah, Sekolah dan Rumah Sakit. Tak ada lagi kata bahagia, tak ada lagi ada senyum ceria. Untuk apa ? toh aku hanya menunggu malaikat yang akan mencabut ruh dari tubuh ringkih dan pucat ini.

Empat tahun dalam kesendirian. Empat tahun dalam persembunyian dari maut. Empat tahun tak lagi kutemukan kata bahagia dalam kamus kehidupanku.

Mobil yang di kemudikan Pak Jhoni berhenti di perempatan ketika satu dari tiga lampu paling atas menyala. Mataku tertumbuk pada sebuah taman yang hijau. Sangat asri. Terletak di pojok perempatan. Begitu luas.  Tumbuh beberapa batang pohon besar dengan dedaunan yang rimbun. Menyejukkan. Sementara di bawah rindangnya naungan pohon besar itu, terdapat lapangan berumput segar dengan bunga-bunga berwarna warni. Ada kursi-kursi taman yang cantik yang terbuat dari besi dicat berwarna hitam. Lampu-lampu bundar berwarna putih menghiasi taman itu, berdiri dengan tiang-tiang berukiran bulat-bulat. 

“Pak Jhoni, boleh mampir taman itu dulu ?”, Pak Jhoni melirik sekilas ke taman yang menyejukkan itu, kemudian menoleh kebelakang.

“Nanti Mba Desya di khawatirkan Bapak kalau tidak segera pulang.”, ujar pak Jhoni dengan mimik wajah khawatir kepadaku. Ah, selalu saja Pak Jhoni ini ikut-ikutan orang tuaku. Terlalu khawatir.
“Sekali ini saja, Pak. Nggak usah cerita-cerita ke ayah. Please, Pak. Give me a little time for my self !”, aku membalas dengan wajah memelas. Pak Jhoni menyernyitkan dahi. Kemudian tersenyum kecil. Senyum terpaksa.

Setir mobil memutar ke kanan, menuju taman yang menyejukkan itu. Masuk ke gerbang terbuka yang di pagari dengan tanaman hijau merambat. Kemudian memarkirkan di tempat yang di sediakan pengelola. Aku melangkahkan kaki keluar dari mobil, sejuk dan menyegarkan. Di bawah rindangnya pohon-pohon raksasa berdaun lebat. 

“ Pak Jhoni nunggu di mobil dulu saja ya Pak ! saya cuma duduk di kursi itu kok”, satu lagi perintahku ketika Pak Jhoni mengiringi langkah kakiku. Dengan wajah terpaksa lagi, Pak Jhoni hanya mengamatiku dari mobil. Lagi-lagi, terlalu khawatir.

Aku menuju kursi taman. Ada banyak kursi berbentuk sama di hamparan taman itu. Mengumpul di titik-titik yang berbeda. Satu titik ada empat kursi besi yang saling berhadapan, dengan satu meja ditengah. Aku mencari kursi yang paling dekat dengan latar pemandangan bunga-bunga.

“Permisi, Mbak. Numpang istirahat ya “, ujarku dengan sopan pada seorang wanita yang sedang khusyuk membaca buku kecil di kursi depanku.

“Oh, silahkan Mbak. Silahkan duduk”, tangan itu menjulur, menawarkan sebuah salam. Aku menyambutnya.
“Andin !”, wanita itu memperkenalkan diri. Wajahnya begitu menyejukkan. Lebih menyejukkan dari kerindangan pepohonan disini.

“Desya, Mbak”, ku balas senyumnya sekedarnya saja. Aku bukan tipe orang yang cukup terbuka di awal pertemuan dengan seseorang. Sehingga terkesan angkuh.

“Darimana, Mbak ?”, 

“Sekolah”, jawabku singkat. 

“Sering mampir di taman ini, ya Mbak ?”, tanyanya lagi.

“Baru sekali ini, Mbak”.

“Oh, sendirian saja Mbak ? ndak bareng teman-teman sekolahnya. Biasanya disini itu ramai lho kalau hari sabtu atau minggu. Terutama anak-anak sekolah, pernah juga saya melihat buat outbond”,

“Bareng sopir saya”,jawabku.

“Oh”, jawabnya singkat. Kemudian disusul senyum yang tak kuhiraukan.

Diam. Sikapku terkesan kurang sopan. Barangkali aku sedang tidak ingin di ganggu. Aku hanya sedang ingin menikmati taman ini, menghirup kesegaran udara disini, sendiri. Dan sepertinya wanita yang memperkenalkan diri bernama Andien itu mengerti aku sedang ingin menikmati kesendirian, ia hanya membalas dengan senyum dan melanjutkan bacaannya.

Kulayangkan pandangan ke seluruh taman. Indah. Menyejukkan.beberapa kursi diduduki pasangan muda-mudi, beberapa anak kecil berlarian, sementara ibunya seperti berteriak-teriak mengingatkan kenakalan anaknya menabrak tong sampah.  Namun lirih-lirih kudengar Andien seperti sedang bersenandung. Entah melantunkan lagu apa, begitu enak di dengar. Dan menentramkan. Aku melirik sekilas, bukan buku yang ia baca. Dia sedang membaca Al Quran. 

“Kecil sekali Qur’annya. Apa kelihatan ?”, pikirku. Andien begitu tenang sekali membacanya, begitu menikmati, begitu menyejukkan memandang wajah teduhnya. Jantungku berdetak cepat, dada terasa bergetar, tubuhku berguncang, dan air mataku tumpah. Ada apa ini ?

“Mbak Desya, ndak apa-apa ?”, suara Andien terselip diantara deru sesenggukkan nafasku. Aku mengusap pipi yang basah.

“Ndak apa-apa, Mbak. Terima kasih”, ujarku menyembunyikan wajah.

“Ini Mbak”, Andien mengulurkan selembar tissue putih. Wangi. 

“Jujur. Sudah lama sekali saya tidak mendengar Al Quran dibaca dengan suara semerdu itu. Entah kenapa tadi tanpa sadar saya begitu menikmatinya, sampai-sampai saya menangis.”, Andien memfokuskan wajahnya, memandang lembut wajahku.

“ Saya iri melihat Mbak. Saya iri melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Mbak. Saya iri karena selama ini saya tidak pernah melihat wajah-wajah kebahagian seperti itu mampir pada diri saya”, Kata yang selama ini kucari pada kamus hidupku ternyata telah kudapati pada diri Andien. 

Andien masih terdiam. Ketika aku tak melanjutkan kata-kata, dia tersenyum. Manis sekali, dan menyejukkan.

“Mbak, setiap orang punya kisah dan kehidupannya masing-masing. Dan setiap orang punya caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan. Ada yang dengan harta melimpah seseorang menjadi bahagia, ada yang dengan wanita cantik atau suami ganteng kemudian ia bahagia, ada yang dengan posisi pekerjaan yang mapan ia kemudian bahagia, namun ada juga yang hanya dengan hidup sederhana ia bisa merasakan kebahagiaan.”

“Lalu bagaimana cara Mbak menemukan kebahagiaan itu ?”, aku terusik, ingin rasanya segera menemukan jawaban atas segala tanya tentang kata bahagia.

“Semua sumber kebahagiaan itu ada disini, Mbak”, Andien melebarkan senyum, mengepalkan tangannya lalu menepuk-nepuk ringan didadanya.

“Lalu apa yang membuat Mbak bisa bahagia ?”

“Syukur. Adalah satu cara kita mendapatkan kebahagiaan, Mbak. Ikhlas atas kehendak yang Allah berikan. Menerima atas takdir yang telah di gariskan. Dan menikmati setiap kisah kehidupan kita entah itu suka ataupun duka sebagai sahabat dalam perjalanan di dunia yang sementara ini.”, aku hanya bisa terdiam. Mencerna setiap kalimat bijaknya. Menelan hingga merasuk dalam jiwa. Ya, Syukur. Hal inilah yang seringkali aku lupakan. Bahkan aku sendiri lupa bagaimana caranya bersyukur. Do’a-do’a kepada tuhan yang tak lagi aku ajukan karena kecewa atas sakit yang aku derita. Sujud-sujud penuh kesyukuran yang tak lagi aku kerjakan karena aku marah pada tuhan.

“Maaf Mbak Desya, saya ada janji di tempat lain. Semoga lain waktu kita bisa berjumpa lagi. Saya duluan, Mari”, 

“Terima kasih nasehatnya, Mbak”, Andien tersenyum, kemudian menyalamiku. Sejenak kemudian dia berdiri dengan bantuan kruk yang sedari tadi tertutup oleh jilbab panjangnya. Dan melangkah meninggalkanku sendiri dengan langkah tertatih.

Baru beberapa langkah ia menengok ke belakang,

“Oh ya, Mbak. Satu hal lagi yang membuat saya paling berharga, bahwa saya adalah hamba Allah”, tersenyum teduh, melangkah tertatih, kemudian menghilang di balik rerimbunan hijaunya taman.
Aku menarik nafas panjang, menghirup sebanyak mungkin udara taman dan mengumpulkannya memenuhi setiap ruang alveolus paru-paru. Menghembuskan pelan. Semuanya ada disini, di hati ini.

Ku tengadahkan kepala, menatap langit luas yang dihiasi oleh kumpulan awan-awan yang menawan.

“Tuhan, Engkau selalu saja menghadirkan lukisan langit yang begitu menawan. Namun aku tak pernah menyadarinya”

Selasa, 01 Februari 2011

Cintailah Pekerjaanmu !

Jenuh dengan pekerjaan, memang wajar adanya. Mungkin Anda membutuhkan perspektif yang lebih segar terhadap pekerjaan saat ini. Nah, berikut 10 langkah yang bisa dilakukan untuk memperbaiki karier demi meraih sukses.

Memaknai Pekerjaan

Banyak orang terlalu memikirkan hal-hal buruk soal pekerjaannya. Namun, mereka tak sepenuhnya menyadari, hal buruk tadi sebenarnya mereka lakukan sendiri. Lihat saja, mengapa mereka tetap berangkat bekerja setiap harinya ke kantor?


Nah, untuk mulai mencintai pekerjaan, yang perlu dilakukan pertamakali adalah menemukan aspek positif dari perjalanan karier Anda dan jadikan itu sebagai motivasi. Pasti ada alasan yang membuat Anda tetap bekerja hingga saat ini, bukan?


Selain itu, sadari apa saja yang telah Anda raih melalui karier. Beberapa orang mungkin mengatakan, mereka bekerja untuk mendapat upah. Namun, meski kondisi ekonomi sedang buruk, tak seorangpun akan bekerja hanya untuk mendapatkan upah. Ketika seseorang memutuskan bekerja, ia tahu pekerjaannya memiliki makna lebih dari sekedar mencari uang. Hanya situasi yang membuatnya kehilangan semangat seperti halnya di awal bekerja dulu.

Cita-cita S.M.A.R.T.

Untuk kembali bersemangat kerja, Anda perlu meletakkan cita-cita secara SMART (specific, measurable, achievable, realistic, time line) alias spesifik, terukur, terjangkau, realistis dan terencara, dengan rentang waktu tertentu. Cari tahu berapa waktu yang dibutuhkan untuk mencapai posisi saat ini dan yang akan datang di perusahaan. Lalu, cari tahu pula apa yang membuat rentang waktu ini menjadi lama atau singkat.

Selanjutnya, putuskan siapa saja yang penting dan berkaitan dengan cita-cita Anda. Jadikan ia sebagai personal value (nilai pribadi) pribadi. Motivasi diri sangat berkaitan dengan nilai pribadi ini. Semakin kuat nilai diri, semakin kuat pula motivasi yang dimiliki.

Buat Rencana Jangka Panjang & Pendek

Sementara masih melakukan pekerjaan yang sekarang, perluas dan tingkatkan daya analisa dan nilai posisi Anda sat ini. Posisikan diri Anda untuk mendapatkan sebuah promosi. Terkadang, rencana jangka pendek lebih banyak mengenai cara bertahan pada suatu pekerjaan.

Ketika Anda berencana untuk meninggalkan posisi yang sekarang, pikirkan soal bagaimana cara meninggalkannya dengan terhormat dan bermartabat. Tanpa menghancurkan referensi yang kelak Anda butuhkan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain (keluarga, pasangan, anak, dan lainnya).

Kembangkan Hubungan Dengan Atasan

Cari tahu apa yang bisa Anda lakukan untuk atasan secara personal. Buatlah atasan mengerti bahwa Anda sudah menghasilkan solusi baginya. Pertanyaan besar yang seringkali muncul di benak atasan adalah "Apa manfaat Anda buat saya?" Kebanyakan atasan yang berpikir dengan cara ini menganggap, ia sudah melakukan sesuatu yang membuat Anda terlihat lebih baik. Dan sudah sepantasnya Anda membalas dengan prestasi kerja yang lebih baik.

Menyadari hal ini, seharusnya membuat Anda terpacu memberi pelayanan lebih baik dan menguntungkan bagi atasan dan anggota tim kerja lain. Sudah sepantasnya Anda bekerja untuk membuat atasan atau tim kerja terlihat lebih baik. Bukan sebaliknya, terlalu banyak menuntut untuk diri sendiri.

Semua ini akan berjalan baik jika mampu membangun hubungan berkesinambungan antara prestasi dan reward yang Anda berikan kepada atasan juga perusahaan. Jika Anda tak mampu mewujudkannya, anggaplah hubungan kerja adalah soal membantu atasan. Tapi, lakukan ini hanya dengan cara yang tak melanggar integritas, etika, dan nilai yang berlaku di lingkungan kerja.

Buat Batasan Dengan Atasan

Diskusikan tujuan yang hendak dicapai dan batasan yang harus Anda patuhi di saat bekerja bersama atasan. Terutama berkaitan dengan pola hubungan pada saat bekerja dan di luar jam kerja.

Misalnya, jika atasan Anda bekerja penuh selama 8 jam dan tak banyak melakukan hal-hal di luar pekerjaannya, sebaiknya Anda mengikuti pola itu. Dan jangan menerima telepon atau e-mail yang sifatnya pribadi kecuali yang bersifat darurat. Kebiasaan ini sebaiknya Anda dan atasan sepakati bersama. Cara ini berlaku bagi Anda dan atasan selama berada di lingkungan kerja yang sama.

Carilah Penasihat Ulung


Carilah penasihat yang dapat memenuhi beberapa kriteria berikut:

1. Ia merupakan orang yang sukses bekerja dengan baik di situasi seperti Anda. Misalnya, memiliki atasan, rekan, dan bidang yang mirip dengan Anda.

2. Ia siap memberikan waktunya untuk Anda, atau memiliki fasilitas yang memungkinkan Anda untuk bertanya setiap waktu. Misalnya lewat e-mail atau telepon.

3. Ia adalah orang yang senang membantu Anda.

4. Ia memahami Anda, bicara dengan bahasa Anda, begitu juga sebaliknya dengan Anda.

Perjelas Pribadi Sebenarnya


Banyak orang cenderung selalu mencoba mencari diri sendiri dan tetap mencari kebahagiaan ataupun tempat bersandar. Ini dapat saja disebabkan karena mereka menjalani hidup dengan melihat segalanya dari kacamata orang lain.

Terkadang kita bingung dengan apa yang kita lakukan dan segala peran tanggung jawab dalam pekerjaan, keluarga, dan komunitas. Dan kita bingung, siapa diri kita sebenarnya. Gunakan instrumen penilaian formal dan informal untuk memperjelasnya.

Mana sikap Anda yang tercetus hanya karena merasa menjalaninya dalam situasi formal, dan mana yang tidak. Atau, jika perlu petakan bersama teman untuk membantu menemukan jawabnya.

Buat Perencanaan Konkrit

Biarkan orang melihat siapa diri Anda dengan perkataan dan perlakuan yang Anda sampaikan. Putuskan apa yang Anda ingin orang lain ketahui tentang diri, pekerjaan, kebutuhan, bahkan kekuatan dan kelemahan Anda.

Tanpa rencana spesifik, terkadang orang lain melihat dan mempersepsi Anda berdasarkan kacamata mereka saja. Pastikan orang lain juga mampu memahami Anda. Lakukan sesuatu yang terlihat bermanfaat bagi mereka dan mendapatkan yang bermanfaat dari mereka untuk diri Anda.

Mulailah Hari Dengan Baik


Gunakan pendekatan dan perangkat yang tepat untuk pekerjaan Anda, seperti keyakinan, kesungguhan dan latihan. Ini berguna untuk memulai kesuksesan sebelum benarbenar bekerja. Anda bisa mencoba yoga, berdoa, atau kiat lain yang menenangkan untuk mengantisipasi apapun yang dihasilkan dari aktivitas Anda dan interaksi dengan rekan kerja.

Selesaikan Hari Dengan Baik


Di tiap akhir hari kerja, ulas kembali prestasi Anda. Pikirkan apa yang sudah Anda capai sepanjang hari ini. Sanjung diri Anda dan seluruh yang sudah dikerjakan dan dicoba dilakukan. Ingatlah, di tiap hari selalu menjanjikan kesempatan baru seiring dengan terbitnya mentari.

By: Laili Damayant,Tabloid NOVA

Senin, 24 Januari 2011

Pada Saatnya Kau Akan Mengerti, Sa !

Salah nggak sih suka sama guru?

Cinta kan nggak pandang usia, ia nggak?

Waktu sudah hampir melewati batas larut malam. Jarum pendek menunjuk pada angka sebelas sedangkan jarum panjangnya menunjuk angka delapan. Tapi mataku tetap nggak mau terpejam. Hanya bisa gulang-guling nggak nyaman di atas kasur empuk kamarku. Sambil bicara sendiri pada buku Biologi. Mungkin benar kata orang. Aku sedang jatuh cinta !

Hari itu, satu setengah bulan yang lalu kelas kami kedatangan guru baru, namanya Pak Burhanuddin Alam. Panggilannya Pak Han’s. Aslinya orang Aceh. Orangnya cerdas dalam menyampaikan materi pelajaran, cara bicaranya juga bijak, pandangan matanya itu tuh, begitu meneduhkan, tapi juga supel, ramah, friendly, dan yang paling bikin dia cepat sekali populer karena satu hal.

Dia ganteng. Ganteng banget !

Kalau di gambarkan, dia itu mirip Teungku Firmansyah. Putih bersih, tinggi, tegap badannya, alisnya tebal, senyumnya manis, dan ada jenggot tipis di dagunya. Sebenarnya dia masih kuliah di Universitas Negeri nomer satu di kota ini. Dari ceritanya waktu pertama kali perkenalan, dia sedang mengadakan penelitian skripsi di Gunung Merapi. Nggak tahulah penelitian tentang apa, tentang bakteri apa gitu, bahasa latinnya aneh. Orang sekelas juga cuma melongo. Takjub. Bukan sama obrolan penelitiannya, tapi pada kegantengannya. Di Sekolah ini dia hanya menggantikan sementara guru Biologi kami yang sedang cuti hamil.

Biasanya, kalau ada pelajaran yang namanya Biologi, atmosfir di kelas ini seperti musim gugur. Pelajaran itu seklalu bikin ngantuk. Hampir tidak bisa dihitung anak-anak yang menguap dan berusaha menahan kepala dengan menopangnya pakai dua tangan. Beneran nggak tahu kenapa. Kalau boleh jujur, karena kata-katanya yang biologi banget. Kaku. Textbook banget deh pokoknya. Nggak ngerti lah aku. Tapi, sejak Pak Han’s mengajar di kelas kami, suasana kelas berubah jadi musim semi. Yang namanya papan tulis serasa berubah warna merah muda. Kursi dan meja juga ikut-ikutan berbunga. Begitu semangat, gimana enggak? kalo gurunya secakep dia? Hehe...

Si centil Rindi yang biasanya memilih duduk nomor tiga, malahan pindah ke bangku paling depan, mengusir Lala. Lala yang tampangnya culun dengan kaca mata tebalnya Cuma bisa pasang tampang memelas tertindas. Mau nampang aja tuh si Rindi bawaannya! Pita kepangan rambutnya juga kini makin berwarna-warni. Ngejreng banget deh. Bau badannya juga kadingaren wangi. Tampang wajahnya genit berseri-seri.

“Saingan berat nih !”, gerutuanku. Tentunya dalam hati saja.

“Baik anak-anak, kita lanjutkan materi yang sudah di berikan oleh Ibu Winda. Sekarang kita pelajari Ekologi", satu hal yang membuatku semakin jatuh hati pada Pak Han’s, dia itu selalu memberikan kata-kata bijak di setiap akhir kesimpulan materi pelajaran yang disampaikan. Semakin cakep aja nih pelajaran Biologi.

“Pada dasarnya lingkungan kita ini terdiri dari dua komponen, fisik dan non fisik. Komponen fisik terdiri dari biotik dan abiotik sedangkan non fisik merupakan hubungan manfaat antar benda yang ada di bumi ini. Dari dua komponen tersebut tercipta sebuah dinamika sistem interaksi yang disebut sebagai ekosistem. Pengertian secara luas adalah hubungan dari mahluk hidup dengan lingkungannya (biotik dan abiotik), masing-masing bersifat saling mempengaruhi dan diperlukan keberadaannya untuk memelihara kehidupan yang seimbang, selaras dan harmonis. Hubungan antar komponen ekosistem merupakan hubungan yang bersifat tetap teratur dan merupakan satu kesatuan yang saling pengaruh mempengaruhi, sehingga ekosistem merupakan konsep sentral atau inti daripada ekologi. Hubungan tersebut juga bersifat netral, mutualistik dan adaptif, namun ada pula yang bersifat dominasi komponen lain. Itulah kehidupan. Pada akhirnya Tuhanlah yang menentukan adanya keserasian dan keseimbangan dalam interaksi antar komponen ekosistem tersebut. Maka satu pelajaran penting yang dapat kita ambil dari materi ini adalah, semua makhluk hidup (biotik) dengan segala yang ada di bumi ini mempunyai peran. Sebagaimana kita sebagai manusia. Dalam kehidupan ini, setiap orang mempunyai perannya masing-masing. Jadi tidak ada manusia yang dilahirkan ke dunia tanpa peran, semuanya penting. Semuanya istimewa. Peran sebagai makhluk Tuhan, peran sebagai seorang individu, peran sebagai anak dalam keluarga, peran sebagai seorang sahabat, dan lainnya. Ketika satu orang tidak menjalankan perannya, maka akan terjadi masalah. Maka dari itu, mari kita benar-benar jalankan peran dalam kehidupan ini sebagai makhluk Tuhan yang bermanfaat. Dan peran kalian sebagai seorang pelajar adalah untuk selalu belajar, belajar dan belajar”, Tuh kan, dia seakan seperti Kyai. Tapi gaya bicaranya tidak menggurui, jadinya kita yang di ajar menjadi makin terpesona saja.

“ Baik anak-anak, sebelum di akhiri kita kuis lisan dulu ya?",

“Wuuu...!”, Serombongan cowok yang duduk di pojok belakang menggerutu tidak jelas. Pak Han’s hanya tersenyum. Makin bikin hati nggak karuan aja nih. Pasti tadi anak-anak di pojok belakang itu tidak pada menyimak pelajaran. Beda dengan kebanyakan cewek, yang biasanya pada ngerumpi sendiri, ngantuk, tangannya usil mengambari butu tulis, atau nulis puisi, hari ini hampir kompak memelototin Pak Han’s. Padahal biasanya lihat buku biologi aja kayak mau muntah. Tulisan-tulisannya itu lho bikin ngantuk. Nggak ngerti dengan bahasa bukunya.

Kuis pun dimulai. Pertanyaannya hanya sepuluh soal. Hampir setiap pertanyaan terasa mudah untuk dijawab, beberapa kali ku angkat tangan dan jawab pertanyaan itu dengan benar. Hampir seluruh pasang mata di kelas ini memandang pada satu titik. Tempat dudukku. Semua anak takjub melihat sosok jenius baru dikelas. Cewek paling riweh tiba-tiba jadi master biologi. Aku hanya senyum-senyum bangga.Dan semakin menambah manis lukisan wajahku. Rindi yang duduk di seberangku menatap cemberut.

Dan satu hal lagi yang bikin tambah semangat, Pak Han’s tersenyum dan menyanjungku. Hanya untukku. Owh Tidak ! Hatiku kok jadi kacau begini ya.

"Anak-anak, contohlah teman kalian ini, dia pasti rajin belajar dan konsentrasi memperhatikan setiap yang saya sampaikan", sanjung PakHan’s.

“Huuuu............!!”, Suara teman-teman pada nyorakin. Suara Rindi mendominasi. Gak peduli, yang penting bisa happy.

Sebelum Pak Han’s benar-benar menutup pelajaran, lima menit terakhir seperti biasa Pak Han’s pasti bertanya, " Ada yang ditanyakan?" .

Semua anak melongo saja, ingin cepat-cepat istirahat. Maklum, jam makan siang. Soto Ayam Pak Warto di kantin sudah pada manggil-manggil, mendoan tempe juga sudah melayang-layang di angan, es teh segar sudah pada ngerayu. Eh, tiba-tiba si Rindi main nyeletuk saja.

" Pak, Salsa mau nanya katanya?", What? siapa yang mau tanya! Pandang matanya merasa menang.

"Ngg...Nggak kok pak", jawabku grogi. Padahal pas njawab kuis tadi, aku begitu percaya diri.

"Ndak usah malu-malu dong, Sa", Rindi tersenyum penuh kemenangan. Sialan, dia sengaja ingin ngerjain.

"Ya silahkan, Salsa mau tanya apa?", ditanya sama Pak Han’s malah tambah bingung mau tanya apa coba? yang lain pada nyengir ditahan. Pasti jadi kelihatan begonya kalau gugup begini.

“Tarik nafas, Sa. Berpikir... berpikir... jangan sampe Pak Han’s menganggap lu bego”,bisik hatiku.

"Nggak jadi deh pak, ini nggak nyambung sama pelajaran kita", berusaha keras buat ngeles. Tapi nggak berhasil!

"Ya nggak apa-apa. Apa saja boleh kok" Sialan ! kalau lagi gini aja otak jadi tumpul.

"Pak, kenapa kalau kita jatuh cinta itu jantung jadi deg-degan ya, apa ada hubungannya dengan hormon, kalo pun benar, hormon apa namanya, Pak?" , tiba-tiba saja bibirku meluncur sebuah pertanyaan tolol. Kok pertanyaan seperti itu sih yang diucapin. Aku gugup, mentok sih. Anak-anak pada gaduh lagi,

“Cieeeeeeeeeee...!!”, Dan si Rindi cuma bengong saja, duh malu-maluin ya pertanyaanya, makin keliatan bego deh!

“TETTT..!!”

Suara bel.

Sumpah, Bunyi ini menyelamatkan diriku. Pak Han’s tersenyum. Dan sebelum meninggalkan kelas, Pak Han’s berkata,

" Pertanyaan Salsa sangat bagus. Bagus sekali. Sayangnya, waktu kita sudah habis. Jadi ini PR bagi saya. Insya Allah saya jawab di pertemuan mendatang. PR untuk kalian, pelajari Peranan Ekosistem dan Dampak Lingkungan ", Anak-anak bersorak bangga.

Baru kali ini ada murid yang pertanyaannya jadi PR guru, berarti gurunya belum tahu jawabannya. Betul nggak? Haduh lebaynya, baru tanya segitu saja begitu bangganya. Tapi, minimal dengan adanya Pak Han’s di kelas kami, aku jadi tambah semangat belajarnya. Mamah juga ikut senang lihat anak cewek satu-satunya jadi kutu buku. Nggak lagi pulang telat sampai sore.

"Kalau Mamah lihat, kok Salsa belajarnya hanya pelajaran Biologi terus sih, pelajaran yang lain juga dong!", Tanya Mamah sambil menghidangkan segelas teh hangat dan sepiring pisang goreng di meja bundar ruang keluarga. Aku tertawa. Nggak tahu kenapa Biologi menjadi pelajaran paling asyik dan menyenangkan. Benar kata orang jika ingin suka satu pelajaran sukai dulu gurunya. Kalau begitu, harusnya guru-guru yang mengajar di sekolahku wajib berpenampilan menarik !Biar disukai.

Hari ini ada pelajaran biologi lagi, tapi sampai hampir habis pelajaran Biologi, pertanyaan minggu kemarin kok belum dijawab juga ya? Apa Pak Han’s lupa? Atau Pak Han’s tidak tahu jawabannya ?

"Anak-anak, sebelum saya akhiri pertemuan kita pagi ini, saya ingin menyampaikan berita bahwa pertemuan besok adalah pertemuan terakhir saya dengan kalian. Bu Winda, guru Biologi kalian sudah bisa mengajar lagi", Tatap Pak Han’s hampir menyapu seisi kelas.

“Huuu...!”, Anak-anak bukannya senang malah jadi kecewa. Mereka sudah merasa enjoy dengan cara pembelajarannya Pak Han’s. Juga karena usia kami tidak terpaut jauh. Pak Han’s memahami dunia kami, dunia anak remaja. Kenapa bukan Pak Han’s saja yang mengajar selamanya di sini. Tanpa sadar Pak Han’s menghampiri bangku di dekatku.

"Kenapa, Sa. Kok jadi murung begitu?", Aku nggak berani memandang ke atas, ke wajah Pak Han’s.

"Pak Han’s tetap ngajar disini saja Pak. Kami semangat kalau belajar sama Pak Han’s. Kalau Bu Winda membosankan”, aku merengek seperti anak balita. Anak-anak yang lain mengangguk mengiyakan. Menyetujui kalimatku.

“Bapak disini hanya menjalankan tugas saja, Sa. Kamu anak yang cerdas. Siapapun gurunya kamu tetap bisa dapat ilmu yang sama", Ujar Pak Han’s dengan suara yang begitu dalam.

“Nggak Pak, Bapak paling is the best!”, Si cCentil Rindi menengahi pembicaraan kami.

“Iya Pak.. tetap disini saja, Pak”, Teman-teman yang lain ikut ramai.

“Mmm...Tapi Pak, pertanyaan saya saja belum dijawab", Dengan muka memelas, aku menatap wajah Pak Han’s. Jujur saja, aku benar-benar nggak mau kehilangan dia. Karena senyumnya otak ini bekerja dengan seharusnya. Karena penyampaian materinya yang jauh dari kesan membosankan, membuat aku termotivasi untuk belajar segalanya. Karena kata-kata bijaknya, hidupku semakin tertata. Pak Han’s hanya tersenyum.

“Insya Allah pertemuan besok saya sampaikan”

Esoknya, hari yang tak diinginkan pun datang, Dua bulan berlalu terasa sangat sebentar. Waktu untuk Pak Han’s mengajar disini. Tapi Pak Han’s memberikan perubahan yang besar pada diri ini. Dan hari itu, pas jam pelajaran biologi, aku nggak mau masuk kelas, mending bolos saja daripada waktu Pak Han’s menyampaikan salam perpisahan aku bakal nangis termehek-mehek, malu kan?

Di Perpustakaan sekolah. Aku duduk sendiri. Masih berharap jika Pak Han’s menyadari ada seorang gadis usia 17 tahun yang jatuh cinta padanya , pada guru Biologi.

“Di suruh belajar disini”, begitu alasanku saat petugas Perpustakaan bertanya kenapa aku tidak masuk kelas. Dan aku masih duduk di perpustakaan saat bel istirahat berbunyi. Aku hanya tidak ingin ke kelas, menatapwajah-wajah sedih sisa perpisahan dengan Pak Han’s.

Seseorang tiba-tiba duduk di seberang mejaku. Meletakkan buku-buku di depanku. Deg! jantung serasa copot ketika mataku menangkap sosok yang selama hari-hari ini menemani segala aktivitas hidupku. Itu Pak Han’s.

"Kenapa tadi tidak masuk, Sa ??", Aku terdiam. Memainkan lembar-lembar buku yang ada di hadapanku. Menjawab dengan senyum tertunduk. Hanya senyum itu yang jadi jawabanku, mau jawab apa coba? Mau bilang, aku nggak rela bapak pergi, aku cinta sama bapak, Ide gila!

"Tadi Bapak sudah jelaskan jawaban dari pertanyaan kamu, Sa. Tapi bapak tidak melihat kamu di kelas, jadi sia-sia dong kamu bertanya tapi tidak mendapatkan jawabannya.Pasti kamu kecewa ya ?", Pak Han’smencoba melanjutkan pembicaraan.

"Ngg.. nggak kok Pak, bukan itu yang bikin saya kecewa...", Aku tak melanjutkan kalimatku.

“Tapi aku nggak mau bapak tinggalin, aku benar-bebar nggak mau, karena bapak semangatku.”, kalimat yang kutahan dalam hati.

"Kalo Pak Han’s boleh tahu, kenapa Salsa tanya tentang itu? kamu sedang jatuh cinta ya?", godanya. Ia tersenyum manis, manis sekali. Biasanya senyumnya itu membuat hatiku berbunga-bunga, tapi nggak tahu kenapa malah pengen nangis. Ia benar, aku jatuh cinta , cinta pada guru biologiku. Jatuh cinta pada Pak Han’s.

" Lho, kok wajahmu makin mendung, Sa?", ini Pak Han’s apa paranormal ya. Bisa tahu perubahan suasana hatiku.

"Pak gak tahu kan? bagi saya, jawaban dari pertanyaan saya itu nggak penting, yang harus bapak tahu, bapak adalah semangat saya, karena bapak ,saya jadi suka pelajaran biologi", tangis ini makin tak terhenti.

"Karena saya?"

"Ya Pak, karena saya suka bapak", aku sudah nggak kuat lagi membendung perasaanku. Akhirnya aku keluarkan saja isi hati yang selama ini menyesakki ruang hatiku. Aku tidak peduli bagaimana penilaian Pak Han’spadaku sekarang. Yang jelas aku sudah merasa lega bisa membongkar isi hatiku.Biar Pak Han’s tahu. Aku cinta Pak Han’s.

Diam, sebentar.

"Dengar Salsa, kamu bisa karena kamu niat bisa, semuanya karena kamu sendiri bukan karena gurunya saya ataupun siapapun. Dalam belajar jika ingin sukses kuncinya yaitu Ikhlas dalam belajar dan semangat yang tinggi"

"Saya jatuh cinta sama bapak", Nggak peduli lagi, yang penting rasa itu harus diungkapkan. Aku memandang wajah teduh itu. Dia hanya tersenyum. Membuat hati ini penasaran. Menunggu jawabannya.

" Terima kasih buat kejujurannya, Sa. Saya paham sekali usia-usia seperti kamu ini, Sa. Dan Saran saya, cinta itu harus diperjuangkan"

"Maksud bapak ?", aku penasaran. Apakah Pak Han’s juga berharap aku memperjuangkan cintaku pada Pak Han’s.

"Buktikan perjuanganmu dengan giat belajar. Jika suka sama saya tunjukan kamu itu mampu berprestasi siapapun gurunya yang mengajar", Apakah dia juga suka aku? Apakah aku punya kesempatan memilikinya? Apakah dia akan menungguku ?

"Saya pamit ya, Sa", Pak Han’s mengambil buku-bukunya. Kemudian berdiri untuk undur diri.

"Pak Han’s, saya akan buktikan sama bapak", Aku Bisa ! Dan aku yakin bisa masuk Universitas nomer satu itu. Demi masa depan dan cintaku pada guru biologiku.

Ia tersenyum dan pergi meninggalkanku sendiri. Sampai di depan pintu Pak Han’s berbalik, menatapku.

“Pada saatnya kamu akan mengerti, Sa”, kemudian tersenyum. Dan menghilang.

-Jakarta,menjelang Dhuhur-

Saat teringat anak-anakku di SDIT Nur Hidayah Surakarta, khususnya kelas 3A.

SANG PENANDAI

Saya termasuk penggemar "Penulis Misterius" bernama Tere Liye. Awal mengenal namanya, saya pikir nama seorang penulis wanita. Ternyata oh ternyata, beliau seorang Pria Tulen. Bagaimana tidak berpikir kalau beliau seorang wanita, karena hampir semua buku yang pernah saya baca selalu menyisakan bening air mata. Menyentuh, Humanis. Dan bahasa tutur katanya juga mendalam.

Akhirnya saya putuskan untuk "MEMBORONG" buku-buku beliau lewat TOKO BUKU ONLINE ODELISA. Total sebenarnya ada 12 buku. (Sebelum terbit buku ELIANA). Tapi ada satu buku yang Stoknya kosong. Buku "Sang Penandai". Akhirnya, setelah lama mencarinya, saya hanya bisa mendapatkan dalam bentuk e-Book. Berikut ini ringkasan sinopsinya (karena layak di Filmkan) :

“Membaca novel ini, pembaca harus siap-siap memasuki sebuah dunia fantasi, dikuasai oleh panorama samudra. Gerakannya kolosal, tidak merujuk pada pilar sejarah dan geografi yang eksak, dengan plot tak terduga…” (Taufik Ismail)

Terbayangkah anda, seorang anak manusia melarung kenangan-pahit cinta dengan menyusuri puluhan ribu mil samudera selama lebih dari 1513 hari? Jim, seorang pemain biola, tertikam sesal mendalam karena kehilangan Nayla. Dia selalu gagal melupakan kepengecutan membayar janji kepada gadis pujaannya itu.Sang Penandai oleh Tere LiyeDalam selubung rasa putus asa, bersalah, dan tak berharga sebagai lelaki, bertemulah Jim dengan Sang Penandai, pembuat dan penjaga dongeng-dongeng. Dia pun terpandu melaut ke negeri-negeri Timur.


Bersama Armada Kota Terapung di bawah pimpinan Laksamana Ramirez, Jim yatim-paitu yang dibesarkan oleh dermawan kota, si miskin-papa yang hanya pintar memainkan biola, pemuda yang terlalu pengecut untuk melawan takdir hidupnya-mengubah diri menjadi sosok penting dalam ekspedisi ke Tanah Harapan.

Bertempur dengan para perompak legenda perbatasan benua, singgah dan mendaki lereng Puncak Adam, dan menjadi pahlawan dalam perang saudara di negeri Champa, semua dia lalui sembari bergulat dengan hantu masa lalunya. Di ujung kisah, Jim menamatkan pelajaran berharga tentang “menjadi pencinta sejati” dan “berdamai dengan masa lalu“.

Komentar Atas Buku “Sang Penandai”:

“Saya seumur-umur belum pernah membaca novel sampai habis. Novel yang menakjubkan!! Jim menggambarkan sosok yang tak kunjung selesai mencari jati diri dan juga hakikat cinta. Sang “Penandai”, yang dijadikan penulis sebagai tokoh imaginer, menjadi simbol moral yang membimbing Jim mengarungi kehidupan yang nyaris tak bertepi. Sementara Nayla melambangkan sosok ideal yang memang hanya bisa kita gapai dalam mimpi. Sungguh, novel ini sangat menyenangkan hingga ke akhir cerita, jauh dari membosankan, dan tidak cengeng.” — FAISAL BASRI, Pengamat Ekonomi-Politik

“Sebuah novel fantasi tentang perjalan pencarian jati diri yang berliku. Layak dinikmati.” — HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY, Penulis Ayat-ayat Cinta

Membaca novel ini, pembaca harus siap-siap memasuki sebuah dunia fantasi, dikuasai oleh panorama samudra. Gerakannya kolosal, tidak merujuk pada pilar sejarah dan geografi yang eksak, dengan plot tak terduga. Ribuan capung, Sang Penandai yang tak kenal masa dan cinta Nayla-semuanya kita terima sebagai pelangi fantasi banyak-warna novelis Tere Liye.” — TAUFIK ISMAIL, Penyair

PRANALAR:

* Download File e-Book "Sang Penandai" disini download

*Download Program untuk membaca bentuk "djvu" disini download

Selasa, 18 Januari 2011

Olimpiade Biologi silabus

INTERNATIONAL BIOLOGY OLYMPIAD (IBO)

NATIONAL BIOLOGY OLYMPIAD (NBO)

Dr. Agus Dana Permana

Tim Olimpiade Biologi Indonesia

Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati - ITB, Ganesa 10 Bandung 40132 e-mail : agus@bi.itb.ac.id
Silabus IBO : Topik-topik dalam Test Teori

Test teori dalam IBO/NBO melingkupi dan terkonsentrasi pada konsep-konsep biologi yang diaplikasikan kepada kebanyakan organisme dari berbagai grup. Ujian ini tidak memberikan fakta-fakta khusus, pengetahuan mengenai organisme lokal dan percobaan-percobaan lokal.

Kebanyakan pertanyaan akan menguji siswa dalam hal pengertian, kemampuan proses ilmiah dan aplikasi dari pengetahuan biologi. Soal-soal akan disetujui oleh Internasional Juri (IBO) dan nasional juri (NBO) dan diberi skor/point sesuai dengan tingkat kesulitan.

I. Biologi Sel (Molekuler, Mirkobiologi & Bioteknologi) (20%)

- Struktur dan fungsi sel

· Komponen kimia sel

· Organel-organel sel

· Metabolisme sel

· Sintesa protein

· Transport melalui membran-membran

· Mitosis dan Meiosis

II. Anatomi dan Fisiologi Tanaman (15%)

(dengan penekanan pada tanaman-tanaman berbiji)

- Struktur dan fungsi jaringan dan organ-organ yang terlibat dalam :

· Fotosintetsis, transpirasi dan pertukaran gas

· Transport air, mineral dan bahan lainnya

· Pertumbuhan dan Perkembangan

· Reproduksi (Golongan Paku-pakuan termasuk Lumut)



III. Anatomi dan Fisiologi Hewan & Manusia (25%)

(dengan penekanan pada Vertebrata)

- Struktur dan fungsi jaringan dan organ-organ yang terlibat dalam :

· Pencernaan dan nutrisi

· Respirasi, Sirkulasi dan Ekskresi

· Pengaturan (saraf dan hormon)

· Reproduksi dan Perkembangan

· Imunitas

IV. Etologi (Perilaku) (5%)

· Sistem perilaku, Penyebab perilaku

· Perilaku Konflik dan Belajar

V. Genetika dan Evolusi (20%)

· Variasi : mutasi dan modifikasi

· Hereditas Mendel

· Alel multipel, rekombinan dan keterpautan sex (sex linkage)

· Prinsip Hardy-Weinberg

· Mekanisme evolusi

VI. Ekologi (10%)

· Ekosistem

· Makanan dan hubungannya

· Aliran energi, siklus-siklus biogeokimia

· Suksesi

· Struktur Populasi dan Dinamika Populasi

· Biosfer dan Manusia

VII. Biosistematika (5%)

Struktur dan fungsi : hubungan evolusi dan ekologi diantara

Berbagai tipe organisme dalam berbagai kelompok

Seluruh pertanyaan dan alasan ilmiah serta prinsip-prinsip Biologi dari topik-topik diatas akan meliputi beberapa hal dibawah ini :

I. Biologi Sel (25%)

Ø Struktur dan fungsi sel

¨ Komponen Kimia

§ Monosakarida; disakarida; polisakarida

§ Lipida

§ Protein: asam-asam amino, simbol tiga huruf; struktur dari protein :

- Klasifikasi kimia dari protein : protein sederhana dan protein konyugasi

- Klasifikasi fungsional dari protein : struktur protein dan enzim

§ Enzim

- Struktur kimia : apoenzim dan coenzim

- Model untuk aksi enzim : pengikatan enzim dengan substrat. Denaturasi

- Nomenklatur

§ Asam nukleat : DNA ; RNA

§ Komponen lain yang penting :

ADP dan ATP ; NAD+ dan NADH ; NADP+ dan NADPH

¨ Organel-organel sel

Membran nukleus (nukleohyaloplasma)

Nukleus Kromosom

Nukleoli

Sel Membran sel, Hyaloplasma, Mitokondria

Retikulum endoplama, Ribosom, Golgi

Sitoplasma Lysosom, Membran Vakuola, Proplastida

Plastida (kloroplast, kromoplast, leucoplas)

Sel-sel tumbuhan dikelilingi oleh dinding sel

¨ Metabolisme sel

§ Pemecahan karbohidrat

- Pemecahan anaerob (respirasi anaerob) dari glukosa : Glikolisis

- Pemecahan aerob (respirasi aerob) dari glukosa : Glikolisis

§ Disimilasi pati dan protein

§ Asimilasi

- Fotosintesa : reaksi adanya cahaya dan keadaan gelap (Siklus Calvin)

¨ Sintesa protein

§ Transkripsi, Translasi, Kode Geneteik

¨ Transport melalui membran-membran

§ Difusi, Osmosis, Plasmolisis, Transport aktif

¨ Mitosis dan Meiosis

§ Siklus sel : Interfase (replikasi) dan Mitosis (profase - metafase - anafase - telofase)

§ Kromatid, keping ekuatorial, haploid dan diploid, genom, somatik dan sel-sel generatif, gamet, crossing over

§ Meiosis I dan Meiosis II

Ø Mikrobiologi

¨ Organisasi sel prokaryotik

¨ Morfologi

¨ Fototropi dan kemotropi

Ø Bioteknologi

¨ Fermentasi

¨ Manipulasi genetik dari suatu organisme

II. Anatomi dan Fisiologi Tanaman (15%)

(dengan penekanan pada tanaman-tanaman berbiji)

Struktur dan fungsi jaringan dan organ-organ yang terlibat dalam :

¨ Fotosintetsis, transpirasi dan pertukaran gas

§ Daun : Struktur; fungsi stomata

¨ Transport air, mineral dan bahan lainnya

§ Akar : Struktur (endodermis)

§ Batang : Struktur (Lingkaran kambium)

¨ Pertumbuhan dan Perkembangan

§ Meristem apikal dan kambium

§ Germinasi (perkecambahan)

¨ Reproduksi (Golongan Paku-pakuan termasuk Lumut)

§ Reproduksi aseksual (pembentukan klon)

§ Reproduksi seksual

- Struktur dari bunga

- Polinasi

- Fertilisasi ganda

§ Perkembangan generasi pada tanaman berbiji, paku-pakuan dan lumut

III. Anatomi dan Fisiologi Hewan (15%)

(dengan penekanan pada Vertebrata)

Ø Struktur dan fungsi jaringan dan organ-organ yang terlibat dalam :

¨ Pencernaan dan nutrisi

§ Saluran pencernaan (termasuk hati, pankreas, empedu dan saluran buangan)

§ Mekanisme dan pemecahan makanan

§ Penyerapan

§ Komponen makanan (Air, mineral, vitamin, protein, karbohidrat dan pati)

¨ Respirasi,

§ Mekanisme bernafas, pertukaran gas

§ Organ-organ respirasi

¨ Sirkulasi

§ Darah : plasma darah, sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, organel darah lainnya

§ Sirkulasi darah : arteri, kapiler, vena, jantung

§ Sistem limpatik : cairan-cairan jaringan, limpa

¨ Ekskresi

§ Struktur dari sistem ginjal

§ Produksi urin

¨ Pengaturan (saraf dan hormon)

§ Sistem saraf : sistem saraf pusat (cabang spinal dan otak), sistem saraf tepi, sistem saraf autonomi (simpatetik dan parasimpatetik), refleks, organ-organ perasa (mata, hidung, telinga, mulut)

§ Sistem endokrin : kelenjar "pituitary", kelenjar tiroid, "pulau-pulau" lengerhans, medula adrenal, corteks adrenal, ovari dan testis.

¨ Reproduksi dan Perkembangan

§ Struktur dan fungsi sistem reproduksi jantan (prisa) dan betina (wanita)

§ Ovulasi dan sistem mensturasi, fertilisasi

§ Pembentukan ektoderma, mesoderma dan endoderma

§ Membran-membran embrionik

¨ Imunitas

§ Antigen, antibodi

IV. Etologi (Perilaku) (5%)

¨ Sistem-sistem perilaku

¨ Penyebab perilaku

¨ Perilaku konflik

¨ Perilaku belajar

V. Genetika dan Evolusi (15%)

¨ Variasi : mutasi dan modifikasi

¨ Hereditas Mendel

§ Persilangan monohybrid

§ Persilangan Dihybrid

§ Persilangan Polyhybrid

¨ Alel multipel, rekombinan dan keterpautan sex (sex likage)

¨ Prinsip Hardy-Weinberg

¨ Mekanisme evolusi

§ Mutasi

§ Seleksi alamiah

§ Isolasi reproduksi

§ Adaptasi

§ Kebugaran

VI. Ekologi (15%)

¨ Ekosistem

¨ Makanan dan hubungannya

§ Jaring makanan

§ Rantai makanan

§ Tingkatan tropik

§ Produser, konsumer, dekomposer

¨ Aliran energi

§ Piramida dari biomassa

§ Piramida energi

¨ Siklus-siklus biogeokimia

§ Siklus karbon

§ Siklus nitrogen

¨ Suksesi

¨ Struktur Populasi dan Dinamika Populasi

§ Struktur seks dan umur dari populasi manusia

§ Laju kelahiran dan kematian

§ Pertumbuhan eksponensial

¨ Biosfer dan Manusia

§ Pertumbuhan populasi

§ Polusi

VII. Biosistematika (10%)

Struktur dan fungsi : hubungan evolusi dan ekologi diantara berbagai tipe organisme dalam berbagai kelompok. Pengetahuan nama-nama ilmiah dan Nama Takson dibawah tingkatan familia untuk tanaman, ordo untuk hewan tidak diperlukan untuk menjawab soal-soal atau tugas-tugas dalam topik biosistematik.

Phylum

Subphylum

Kelas

Ordo

Familia

Genus

P R O K A R Y O T A

Escherichia

Anabaena

E U K A R Y O T A

RHODOPHYTA Chondrus

PHAEOPHYTA

Diatomeae Navicula

Phaeophyceae Sargassum

EUGLENOPHYTA Euglena

CHLOROPHYTA Chlorella

Chlamydomonas

Ulothrix

Spirogyra

ZYGOMICOTA Mucor

ASCOMYCOTA Claviceps, Penicillium, Sacharomyces

BASIDIOMYCOTA Agaricus

RHYNOPHYTA Rhynia

BRYOPHYTA

Hepaticopsida Marchantia

Muscopsida Polytrichum, Sphagnum

LYCOPODIOPHYTA Lycopodium

EQUISEPHYTA Equisetum

POLYPODIOPHYTA Pteridium

PINOPHYTA Ginkgo

Pinus

Cycas

MAGNOLIOPHYTA

Magnoliopsida

Magnoliaceae Magnolia

Ranunculaceae Ranunculus, Pulsatilla

Rosaceae Rosa, Malus, Prunus

Fabaceae Pisum

Oleaceae Syringa

Fagaceae Quercus

Cactaceae Opuntia

Brassicaceae Brassica

Laminaceae Lamium

Solanaceae Solanum

Asteraceae Helianthus

Liliopsida

Liliaceae Lilium, Allium

Orchidaceae Orchis

Poaceae Zea, Triticum, Oryza

Areaceae Cocos

Araceae Monstera

"PROTOZOA" Amoeba

Trypanosoma

Plasmodium

Paramaecium, Vorticella

PORIFERA Euspongia

CINDARIA

Hydrozoa Hydra

Scyphozoa Aurellia

Anthozoa Corallium

PLATHELMINTHES

Turbellaria Polycellis

Trematoda Fasciola

Cestoda Taenia

NEMANTHELMINTHES Ascaris, Trichinella

ANNELIDA

Polychaeta Nereis

Oligochaeta Lumbricus

Cestoda Hirudo

ARTHROPODA

Crustacea Astacus, Daphnia, Cyclops

Chelicerata Araneus, Ixodes

Traceata

Chilopoda Scolopendra

Insekta

Thysanura Lepisma

Odonata Libellula

Orthoptera Locusta

Isoptera Macrotermes

Anoplura Pediculus

Heteroptera Graphosoma, Gerris

Homoptera Aphis

Coleoptera Leptinotarsa, Carabus,

Hynmeoptera Apis, Formica, Ichneumon

Diptera Anopheles, Drosophila, Musca

Lepidoptera Bombyx, Pieris

MOLLUSCA

Gastropoda Helix

Lamellibranchiata Ostrea

Cephalopoda Sepia

ECHINODERMATA

Stellaroidea Asteria

Chelicerata Echinocardium

CHORDATA

Urochordata Ascidia

Cephalochordata Branchiostoma

Vertebrata

Cyclostomata Petromyzon

Chondroichthyes Scyliorhinus

Pisces

Chondrostei Ascipenser

Teleostei Clupea

Amphibia

Caudata Salamandra

Anura Rana

Reptilia

Testudinata Testudo

Crocodylia Crocodylus

Squamata Lacerta, Vipera

Aves

Struthioniformes Struthio

Sphenisciformes Spheniscus

Ciconiiformes Ciconia

Anatiformes Anser

Falconiformes Falco

Galliformes Gallus

Strigiformes Strix

Piciformes Drycopus

Passeriformes Parus

Mamalia

Monotremata Ortnithorhinchus

Marsupialia Macropus

Insectivora Erinaceus, Talpa

Chiroptera Myotis

Rodentia Mus

Carnivora Canis, Fellis, Ursus

Proboscidea Elephas

Perissodactyla Equus

Artiodactyla Sus, Bos

Cetacea Delphinus

Primates Cebus, Macaca, Hylobates, Pan, Gorilla,

Pongo, Homo

Grup yang tidak termasuk dalam klasifikasi diatas, tetapi harus diketahui adalah :

Phylum : Genus :

VIRALES Bacteriophage

LICHENES Parmelia, Cladonia

Silabus IBO : Kemampuan Dasar Untuk Ujian Praktek

Test praktek dalam IBO dan juga NBO akan terkonsentrasi pada evaluasi para siswa/kompetitor dalam kemampuan memecahkan persoalan biologi dengan menggunakan kemampuan sebagai berikut :

I. Kemampuan Proses Ilmiah

1. Observasi

2. Pengukuran

3. Pengelompokan dan Klasifikasi

4. Penemuan dan hubungan

5. Perhitungan

6. Organisasi dan presentasi data : grafik, tabel, chart, diagram, foto, slide, sayatan.

7. Prediksi dan atau proyeksi

8. Formulasi hipotesa

9. Definisi operasional : lingkup, kondisi dan asumsi

10. Identifikasi variasi dan pengendalian

11. Eksperimen : rancangan eksperimen, data/hasil eksperimen, interpretasi hasil dan penggambaran kesimpulan.

12. Hasil yang memperlihatkan angka dengan keakuratan (jumlah digit yang tepat)

II. Kemampuan Biologi dasar

1. Observasi objek biologi dengan menggunakan kaca pembesar

2. Observasi dengan menggunakan mikroskop (maksimum Objektif 45 X)

3. Bekerja dengan stereo mikroskop

4. Penyiapan gambar-gambar (dari mikroskop, dll.)

5. Deskripsi yang tepat dari suatu penggambaran arti biologi dari tabel, dan dari istilah-istilah biologi dengan kode numerik

III. Metoda-metoda Biologi

Siswa/kompetitor dalam IBO/NBO harus mengetahui berbagai metoda dan mampu menggunakan metoda tersebut. Apabila ada suatu metoda memerlukan informasi khusus tambahan mengenai cara-cara yang bergantung pada alat/teknik khusus, akan diberikan keterangan/informasi tambahan.

A. Metoda-metoda sitologi

1. Metoda Maserasi

2. Metoda Apusan

3. Pewarnaan-pewarnaan berbagai sel dan pembuatan/penyiapan slide/preparat

B. Metoda-metoda untuk mengkaji/studi anatomi tanaman dan fisiologi tanaman

1. Sayatan bunga tanaman dan pengambilan kesimpulan dari formulasi pembungaan

2. Sayatan dari bagian tanaman lainnya : akar, batang, daun, buah

3. Ketrampilan tangan dalam menyayat batang, daun dan akar

4. Pewarnaan (misalnya ligninj) dan penyiapan preparat dari jaringan tanaman

5. Pengukuran dasar dari fotosintesa

6. Pengukuran respirasi

C. Metoda-metoda untuk menkaji/studi anatomi dan fisiologi hewan

1. Sayatan arthropoda dan annelida

2. Preparat total/keseluruhan bagian dari invertebrata kecil

3. Pengukuran dasar dari respirasi

D. Metoda-metoda Etologi/Perilaku

1. Determinasi/penentuan dan interpretasi perilaku hewan

E. Metoda-metoda ekologi dan lingkungan

1. Estimasi kerapatan populasi

2. Estimasi Biomassa

3. Estimasi dasar dari kualitas air

4. Estimasi dasar dari kualitas udara

F. Metoda-metoda Taksonomi

1. Penggunaan kunci determinasi/identifikasi

2. Pembentukan/pembuatan kunci-kunci identifikasi sederhana

3. Identifikasi familia-familia tanaman yang umum berdasarkan pembungaan

4. Identifikasi ordo-ordo seranga

5. Identifikasi philum dan kelas dari organisme lain

IV. Metoda-metoda Fisika dan Kimia

1. Teknik-teknik pemisahan : kromatografi, penyaringan dan sentrifugasi

2. Tes standard untuk monosakarida, polisakarida, lipida, protein [Fehling, I2 dalam Kl (aq), Biuret]

3. Titrasi

4. Pengukuran kuantitas dengan metoda "drip" dan "strip"

5. Metoda-metoda pelarutan

6. Penggunaan pipet (termasuk mikropipet)

V. Metoda Biokimia

1. Elektroforesis (aplikasi sampel dan interpretasi)

VI. Metoda-metoda Statistik

1. Probabilitas dan distribusi probabilitas

2. Penerapan nilai rata-rata, nilai tengah, persentase, varian, standard deviasi, standard error, T test, Chi-square test

Metoda-metoda diatas akan dipilih oleh Tim Juri dari Organizing Committee

VII. Penanganan Peralatan

Karena adanya perbedaan peralatan yang digunakan di berbagai negara peserta, kemampauan ini hanya akan dinilai apabila siswa/kompetitor telah diberitahu sebelumnya mengenai cara-cara penggunaan peralatan, bagaimana mengoperasikan suatu peralatan, dll. Metoda biologi yang khusus dengan mengunakan materi biologi yang khusus akan diberikan sebelum dilakukan IBO/NBO.

TEST PRAKTIKUM IBO 2006 di ARGENTINA

1. Anatomi, Ekologi & Biosistematik Hewan

2. Biokimia (Biologi Molekul)

3. Mikrobiologi

4. Anatomi & Fisiologi Tumbuhan

Sabtu, 01 Januari 2011

Tentang Kisah Subuh

Aku bisa saja terlelap, diatas lembaran karpet yang terhampar diruang depan "rumah" kita, menjemput mimpi-mimpi indah malam itu. Namun kau menggoyang pundakku, bangunkanku sebelum sempat kupetik bunga tidurku. Kau bersiap. Tanpa pikir panjang akupun bergegas. Sigap melangkah ke belakang, membasuh diri dengan wudhlu. Mengambil mushaf yang tergeletak diatas rak buku dipojok kamar kita, lalu memasukannya ke dalam tas cangklongku. Tak lupa sehelai sarung juga masuk kedalamnya.

Kau dan aku hanya melempar senyum saat seorang penghuni "rumah" melayangkan tanya. Satu jawaban untuk apa kami keluar menjelang dini hari, lengkap dengan perlengkapan yang ada.

Aku duduk dibelakangmu, memegang pundak. Tatapanmu tak lepas dari jengkal-jengkal jalan yang tersorot lampu, menggenggamkan tanganmu pada stang kanan, sesekali memutarnya pelan. Menambah laju roda makin cepat. Sementara ruji-ruji roda berputar cepat membiaskan kilat sinar lampu merkury yang menerpa. Melaju di atas aspal hitam yang tertanam halus diatas jalanan kota. 

Diatas sana, langit tanpa rembulan. Bahkan gemintang pun tak nampak. Hanya gelap awan yang berarak digiring angin ke arah utara. Namun ada satu bintang yang tersenyum riang, terlepas dari gangguan awan kelam yang membayang. Memandang kita dari ujung langit barat. Bahkan sampai laju roda terhenti di pelataran Masjid, bintang itu tak juga berhenti menatap.


Sepi. Empat buah lampu berusaha terjaga. Menempel kokoh di setiap pojok langit-langit Masjid.  Kau membuka pintu kupu-kupu itu. Aku menyusul dibelakangmu. Berdiri tak berjauhan menghadap kiblat. Mengangkat tangan untuk takbir, berlanjut berurutan hingga salam. Terdiam sejenak dalam dudukmu. Khusyuk pada dzikirmu. Mengusap seraut wajahmu.

"Kita terlalu sering terlambat", tak perlu mencerna terlalu lama untuk menangkap makna dari ucapanmu. Aku sendiri malu. Begitu pula dirimu. Maka, malam itu kau mengajakku Mabit di Masjid yang dekat dengan tempat pertemuan pekanan kita menjelang subuh itu.

Bukan karena khawatir pada hukuman push up ditempat,
Bukan pula karena "jeweran" yang keluar dari bibir Bos kita setiap kita datang selepas Subuh. Pada setiap pertemuan akhir pekan.

Karena kata "Terlambat" menjadi satu kata yang  sangat memalukan jika kita mengalaminya. Malu pada diri kita sendiri. Malu, bahwa aku terlalu terlambat untuk menyadari bahwa begitu berartinya dirimu dalam satu kisah kehidupanku. Dan aku selalu terlambat mengejar langkah-langkah kebaikanmu..

Aku tak pernah tahu, jika akhir pekan itu menjadi pertemuan terakhir untuk kebersamaan ini. Kebersamaan yang tercipta hampir lima tahun. Bukan waktu yang singkat. Juga bukan waktu yang teramat lama.

Pada akhirnya, kita mengambil jalan takdir masing-masing. Melangkah dengan rute yang berbeda. Namun pada tujuan yang sama. Inilah satu kisah kita. Karena setiap orang mempunyai kisahnya masing-masing, punya jalan ceritanya sendiri-sendiri, namun terkadang ada satu titik dimana jalan-jalan itu bertemu dalam beberapa persimpangan, seperti aku denganmu.


"Barokallahulaka ya Akhi"