Rabu, 18 November 2009

SAAT NIKMAT ITU DATANG


Pagi ini, saat laron dengan riangnya mengepakkan sayap-sayap mungil mereka mencari rezeki Alloh, sementara tubuh lemah ini hanya bisa menatapnya dari balik jendela diatas pembaringan. Kuraih handphone, lalu ku buka dua pesan yang masuk. Dari seorang sahabat di ujung timur pulau ini.


“ Wahai jiwa yang terus mengayuhkan kaki,

tiadakah engkau lelah menempuh perjalanan ini ?

Mengapakah tiada waktu sejenak untuk berhenti, melunakkan hati yang semakin mengeras dalam menghadapi panas dinginnya tuntutan hidup

yang hanya mengajakmu terus memenuhi hasrat yang tiada pernah merasa cukup...


Wahai jiwa yang baik,

Tiadakah engkau memiliki waktu ?

Dimana engkau meminta sesuatu, pada Zat yag mampu memberi apa saja yang engkau minta ?

Pernahkah tangismu meruntuhkan kesombonganmu yang merasa kuat tanpa pertolongan Tuhan-mu ?


Wahai jiwa yang tengah merindukan kasih sayang,

Sesungguhnya kasih sayang yang engkau rindu telah lama menunggumu.

Menunggu kapan engkau memiliki waktu,

dalam keheningan yang menentramkan,

waktu dirimu meluluhlantakkan keegoanmu,

menumpahkan segala resah dengan airmatamu,

mengakui kelemahanmu,

bersujud dan menengadahkan kedua tanganmu,


jikalau telah engkau tepati waktu itu,

maka saat bahagia akan menghampirimu,

dengan seijin TuhanMu...”


Wahai sahabatku,

SMS antum memberiku segenggam energi. Dua hari sudah, rasa sakit itu bercokol dalam kepalaku, rasa ngilu itu menyelimuti di setiap persendian tulang-tulangku, rasa sesak itu menghimpit dadaku. Namun, dalam satu malam saja, semuanya itu seakan-akan hilang atas ijin Tuhan-ku. Setelah sebutir Ciprofloxacin, dexamethazon, dan sebutir asam mefenamat masuk di saluran pencernaanku. Hanya tersisa rasa lemah karena masih membutuhkan energi untuk bergerak.


Allah yang memberi nikmat sakit ini, agar aku bisa bersyukur telah diingatkan akan nikmat sehatku. Allah yang memberi waktu istirahatku ini agar aku bisa bersyukur atas nikmat waktu untuk menyibukkanku pada aktifitas-aktifitas kebaikan. Allah yang memberi lemahnya keadaan tubuh ini, agar aku bisa bersyukur akan saat-saat tubuh ini bugar. Allah Maha Adil.


Dan sebagai seorang manusia biasa, kita hanya mampu untuk berikhtiar saat Allah berikan nikmat sakit. Saat ini, kondisi cuaca begitu cepat berubah. Dari panas, mendung, dan hujan. Dan bisa jadi, kondisi cuaca inipun berpengaruh terhadap kondisi badan kita. Maka, mari sahabat, kita jaga kondisi badan kita agar tetap bugar dengan usaha kita, dan dengan mengharapkan Ridho dari-Nya agar kita senantiasa bisa melakukan aktivitas-aktivitas kebaikan sebagai tabungan di hari perhitungan kelak.

2 komentar:

semoga lekas sembuh akhi ... obat yang terbaik ada dalam diri kita, yaitu kesabaran dan optimisme ... blogger dakwah jangan menyerah. terus posting

Posting Komentar

Silahkan Di Tanggapi