Selasa, 05 Oktober 2010

Sebuah Tawaran Mulia

"Bagaimana akhi, antum sudah siap?" ... setelah beberapa saat berfikir, akhirnya pertanyaan sang ustadz dijawabnya,"Baiklah ustadz, kali ini insya Allah saya sudah siap" Itulah jawaban yg ditunggu2 oleh sang ustadz setelah sekian kali tawaran demi tawaran diajukan oleh sang ustadz ditolak dengan berbagai alasan. Seringnya sih dia menolak dengan alasan belum bekerjalah, belum cukup danalah... bla3x.

Padahal sebenarnya alasan utamanya saat menolak tawaran2 tersebut tidak juga karena masalah yg berhubungan dengan uang/dana. Toh nyatanya, ketika tawaran ustadz diterimanya kali ini juga pada saat dia dalam kondisi belum bekerja. Lantas apa sebenarnya yg terjadi? Rupanya kali ini ia merasa lebih siap dari sebelumnya. Siap secara mental, siap secara niat, dan siap secara ruhiyah. Rupanya kali ini dia benar2 yakin bahwa Allah akan membantu niatannya yg suci dan mulia ini. Dan Allah akan menolongnya dari jalan yang tak diduga2.

Loh kenapa begitu? Terkadang alasan ketidak siapan seseorang (khususnya ikhwan) bukan karena dana yg tidak cukup atau belum adanya pekerjaan yg tetap atau tetek bengek lainnya yg UUD (Ujung-2nya Duit). Bisa jadi lebih kepada masalah kesiapan mental dan ruhiyahnya saja.

Bagaimana kelanjutan kisah di atas? Akhirnya proses taaruf pun di lalui, setelah bertukar biodata kemudian disepakati hari yg tepat tuk bertemu dengan didampingi oleh Ustadz/Ustadzah masing2. Singkat cerita proses berjalan dengan lancar. Tak lama setelah proses taaruf berlangsung, Allah mulai menunjukkan jalan baginya. Diperolehnya info lowongan kerja di sebuah perusahaan penerbitan majalah Remaja Islami dari salah seorang temannya yg juga ternyata teman dari calon belahan jiwanya tersebut. Dan uniknya info tersebut ternyata memang bersumber dari calonnya tsb. Alhamdulillah tanpa proses yg rumit ternyata ia diterima dengan mudah di perusahaan tersebut di bagian sirkulasi. Cerita punya cerita, ternyata sang kabag sirkulasi adalah temannya satu kuliah!!

Itu sekedar contoh saja buat kita, gak harus jalannya seperti itu juga kalee. Yg jelas Allah akan menunjukkan jalannya bagi mereka yg memiliki tujuan mulia utk menyempurnakan separuh Diin-Nya. Yakinlah bhw Allah tak akan berpangku tangan. Allah akan menggerakkan seluruh energi positif yg ada disekitar kita saat niatan mulia tersebut timbul dalam hati kita dan kita jawab dengan lisan serta kita laksanakan dengan perbuatan.

Berapa banyak orang2 yg ketika masih jomblo, tidak memiliki 'apa2'. Namun ketika mereka menikah, maka pintu2 rejeki mulai terbuka. Bahkan ketika niat itu baru muncul dan dibarengi dengan azzam yg kuat.

Ada satu cerita lagi. Ini kebetulan adik saya sendiri. Saat masih bujangan dia pernah ikut test masuk PNS di sebuah instansi pemerintah. Tahap demi tahap dilaluinya sampai akhir. Apa jawaban yg diterimanya..."anda silahkan menunggu, kami akan mengabari lagi nanti".. tentu saja demi mendapat jawaban demikian, sirnalah harapannya utk bisa masuk jadi PNS. AKhirnya dia diterima di sebuah perusahaan swasta di kawasan industri di Karawang.

Saat itulah dia juga memulai proses taaruf, dan selang hampir satu bulan ia bekerja di karawang... tanpa diduga datanglah telpon dari instansi dimana dia pernah ikut test tsb. Dia diminta datang dgn membawa beberapa berkas administrasi. Alhamdulillah diterima dan hingga kini telah diangkat sbg PNS di instansi tersebut.

Dan datangnya pertolongan Allah memang pasti... bagi hamba-Nya yg meyakini akan pertolongannga. Saya dan tentunya kita semua berharap bahwa cerita2 di atas tidak sekedar menjadi nina bobok utk menjadi teman tidur kita. Cerita tersebut nyata adanya. Alangkah ruginya jika kita tidak bisa mengambil pelajaran daripadanya. Lebih rugi dan bodoh lagi jika ternyata kita masih meragukan akan pertolongan-Nya.

Sekarang masalahnya apa? Mungkin sebagian akan menjawab... "nanti deh pikir2 dulu"... atau... "masih pengen bebas nih"... atau "klo gak dilarang sih pengennya kyak org pacaran getoo"... atau ... mungkin seribu "atau" lainnya tak akan cukup dituliskan disini.

Yg penting bagaimana kita membangun kepercayaan diri kita khususnya terhadap Allah Sang Maha Pemberi Rezeki, Sang Maha Pembolak-Balik Hati. Niat saja memang tidak cukup jika tidak dibarengi dengan keyakinan yg tinggi tergadap Allah swt. Pun demikian materi saja juga tidak akan cukup menjamin keberhasilan suatu proses pernikahan. Mungkin jika diukur dengan materi bisa saja proses itu berjalan dengan lancar.. tapi bagaimana selanjutnya? Apakah kehidupan berumah tangga ckp hanya dengan materi semata?

Berapa banyak pasangan (ikhwan-akhwat) yg mapan secara materi tapi dalam perjalanan rumah tangganya mengalami lebih banyak badai dalam RT-nya ketimbang pasangan yg 'ELIT' (ekonomi sulit) tapi secara ruhiyah mereka cukup siap dan lancar2 saja dalam kehidupan RT-nya. Tentunya sekedar riak2 kecil itu hal biasa. Semua itu adalah bagaimana kita bisa masing2 menerima dan berbagi ketika nanti bertemu dengan jodoh kita.

Memang sih, yg asyik itu... dah materi ok, ruhi-nya juga ok. Tapi selagi masih sendiri, kita gak akan pernah benar2 membuktikan hal itu bukan? Semua itu akan terbutkti saat kita berumah tangga nanti. Allah telah berjanji, utk memasangkan hamba-Nya yg sholeh dgn yg sholehah demikian pula sebaliknya. Maka dari itu persiapkan diri kita dan bekali diri dengan keyakinan thd Allah. Memilih pasangan hidup bukan sekedar utk diri kita, tapi juga utk anak2 yg akan kita miliki nantinya.

Sangatlah ironis saat saya mendengar kisah ttg perkawinan ikhwan-akhwat yg hanya seumur jagung (jagung umurnya berapa sih?.. hehe piss). Menikah sudah sekian tahun, kemudian sampailah sang suami pada satu kesimpulan, bahwa ternyata ia tidak mencintai istrinya... (GUBRAKK!!) padahal mereka sudah punya anak!!

Itu salah satu contoh pernikahan yg tidak dilandasi oleh iman & ketakwaan serta keikhlasan dan niat yg lurus saat mengawali prosesnya dulu. Semoga kita tidak termasuk yg demikian.

Memangnya apa sih yg kita cari ketika menikah? Apa sekedar syahwat? Sekedar merubah status? Sekedar menunjukkan bhw dirinya emang laki2? Pliss deh, klo cuma itu di pinggir jalan juga banyak (maaf).

Saya dan kita semua pastinya berharap akan menemukan pasangan hidup yg sesuai dengan keinginan kita dan bukan hanya sekedar cocok dengan syahwat kita. Tentunya rasulullah sudah memiliki kriteria utk itu. Semoga dalam menuju langkah2 kita menuju rumah tangga yg Sakinah Mawaddah Warrohman, kita bisa menemukan langkah yg tepat utk memulainya. Di mulai dari diri kita sendiri, dengan memperbaiki akhlak kita, keimanan dan takwa kita kepada Allah swt. Semata2 demi mendaptkan pasangan yg paling tidak sepadan dengan apa yg ada pada diri kita dan Subhanallah jika kita bisa mendapatkan yg lebih baik dari yg kita harapkan. Semua trgantung niat dan langkah kita. Wallahu a'lam bishowwab.

Semoga bermanfaat


Rindro Suluh Nugroho
21.09.2010

1 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Di Tanggapi